Wednesday, April 16, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

NTT Menunggu Teknisi Jepang untuk Memasang Teleskop Baru di Observatorium Nasional Timau

journalist-avatar-top
Selasa, 26 September 2023 15.58
ntt_menunggu_teknisi_jepang_untuk_memasang_teleskop_baru_di_observatorium_nasional_timau

ntt menunggu teknisi jepang untuk memasang teleskop baru di observatorium nasional timau

news_banner

Jakarta, Mistar.id

Cermin utama dan ketiga dari tiga bagian cermin teleskop yang akan digunakan di Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur belum dipasang.

Senin, 25 September 2023, Abdul Rachman, Koordinator Stasiun Observatorium Nasional Kupang-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyatakan, “Semua kepingan cermin sudah ada di dalam kubah tinggal dipasang teknisi dari Jepang.”

Dalam diskusi online Dialog Obrolan Fakta Ilmiah Populer dalam Sains Antariksa, dia menyatakan bahwa itu adalah cermin sekunder atau kedua. Cermin utama memiliki diameter 3,8 meter dan terbuat dari 18 bagian keping kaca yang akan disusun dalam bentuk piring besar.

Cermin tersier atau ketiga ditempatkan dekat cermin utama. Sebaliknya, cermin sekunder ditempatkan tergantung dan berhadapan dengan kedua cermin utama dan tersier.

Baca juga : Teleskop James Webb Tangkap Gambar Bintang Baru Mirip ‘Pedang Cahaya’ Star Wars

Teropong utama Observatorium Nasional Timau berdesain khusus. Ini membedakannya dari teleskop klasik yang berbentuk tabung silinder yang dilengkapi dengan alat optik. Rangka segi enam berbentuk sarang laba-laba mengelilingi tiga cermin teropong.

Beratnya tidak lebih dari 20 ton. Untuk melihat benda langit, busur vertikal di bagian bawah teleskop adalah bagian penting dari pergerakan ketinggian atau ketinggian.

Teleskop di Timau serupa dengan teropong dari Observatorium Okayama, yang berafiliasi dengan Universitas Kyoto di Jepang. Nama teleskopnya adalah Seimei, dan itu selesai pada tahun 2017–2018.

Menurutnya, kecepatan bergerak itu mirip dengan teleskop yang lebih kecil dengan ukuran lensa berdiameter 50 sentimeter. “Sehingga nanti ketika digunakan akan lebih sedikit waktu yang terbuang untuk mengamati banyak benda,” katanya.

Sensor optik dan kamera inframerah, atau kamera inframerah dekat, akan segera dipasang pada tahap pertama, atau teleskop generasi pertama.

Perangkat ini memungkinkan pengamat atau astronom untuk mengamati benda langit secara bersamaan dalam tiga panjang gelombang yang berbeda. Hasilnya akan berupa foto citra dari benda langit yang diamati.

Baca Juga : Gunung Timau NTT Jadi Lokasi Calon Observatorium Terbesar Asia Tenggara

“Kami harapkan gambar yang bagus,” katanya. Selain itu, dalam hal fotometri atau pengamatan kecerlangan galaksi atau bintang, juga mencakup perubahannya berdasarkan periode waktu tertentu.

Menurut Abdul Rachman, teleskop di Timau juga akan diarahkan untuk mengamati planet-planet yang mungkin memiliki kehidupan. Ada ratusan hingga ribuan planet seperti itu saat ini ditemukan.

Salah satu tujuan pengamatan adalah karena ukuran teleskop yang besar memungkinkan pengamatan benda redup. (TEMPO.CO/hm19)

REPORTER: